Saturday, November 22, 2008

Selamat bercuti... Meneruskan pengembaraan seorang muslim

Alhamdulillah, setinggi kesyukuran ana panjat ke hadrat Allah swt kerana memberikan kekuatan kepada ana meneruskan misi Erti Hidup Pada Memberi ini. Moga Allah swt meneguhkan hati ana untuk terus istiqamah dalam jalan ini.

Akhirnya masa yang ditunggu pun tiba. Insya Allah ana akan meneruskan pengembaraan ini. Doakan ana moga segala objektif tercapai. Yang pastinya ana memaksa untuk meneruskan displin pembacaan ana untuk beberapa buku.

Moga buku-buku ini memberikan manfaat yang berguna kepada ana untuk menjalani kehidupan di alam fana ini. Insya Allah jika ada masa yang terluang ana akan kongsikan bersama sahabat-sahabat sekalian. Antara majalah dan buku yang menjadi pilihan ana untuk dikhatamkan masa cuti ini;






Walaupun ana sahabat yang memberikan teguran atas buku pilihan ana ini. Ana ucapkan terima kasih atas teguran itu. Tapi ana mempunyai alasan yang tersendiri. Ana minta maaf buat sahabat kerana dalam beberapa masa ana takkan mengupdate blog ini dek pengembaraan ana yang tidak menghubungkan ana dengan internet. Moga ada kebaikkannya untuk diri ana..

Tuesday, November 18, 2008

Wajah Para Syuhada...











#sila klik pada gambar untuk lebih jelas...


Misteri Tanda Syahid Amrozi Cs Terkuak
Jum'at, 14-11-2008 | 10:58:12 WIB
Justify Full
 syuhadainsyaalloh
Merekapun tetap tersenyum

Tiada kata yang terucap melainkan kalimat takbir, Allahu Akbar, atas kondisi jenasah ketiga syuhada Bali. Betapa tidak, ketiga syuhada tersebut sangat jelas menampakkan tanda-tanda sebagai syahid seperti yang biasa ditemui di kancah peperangan, meski mereka 'tidak sedang berperang' melawan musuh Islam.

Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya Kantor Berita Islam Muslimdaily.net mendapat ijin dari pihak keluarga, yang diwakili oleh Bp. Ali Fauzi, untuk mempublikasikan photo dua mujahid Bali yakni Amrozi dan Ust. Mukhlas. Bp Ali Fauzi berpesan agar photo ini disebarluaskan untuk memberikan bukti nyata atas misteri dan polemik yang terjadi ke atas Mujahid Bali, terutama Syuhada Tenggulun, terkait status mereka, apakah mati syahid atau tidak. Disamping itu memberikan hikmah nyata kepada seluruh kaum Muslimin bahwa perjuangan Islam yang mereka lakukan benar-benar ikhlas untuk tingginya kalimat Allah, dan bukan sekedar untuk aksi pamer.

Sebagaimana syuhada yang gugur dalam medan jihad, photo kedua syuhada Tenggulun terlihat tersenyum dengan barisan gigi yang terlihat rapi. Apalagi yang terjadi dengan Amrozi. Senyuman khas "The Smiling Bomber" yang seiring dengan kedua mata yang terbuka, terlihat seakan-akan bertemu dengan sesuatu yang membuat kagum. Mungkin sepasang bidadari yang menyambut ramah.

Kondisi tak jauh berbeda terjadi dengan jenasah Ust. Mukhlas. Ulama yang jago berorasi ini memperlihatkan senyuman dengan mata yang juga terbuka. Wajah bersih pun menjadi pertanda yang lain. Wajah bersih yang juga dimiliki oleh sang "Mujahid Hacker," Imam Samudera alias Abdul Azis. Imam memperlihatkan wajah tampan dan bersih, persis dengan kondisi Ust. Mukhlas.

Disamping analisis photo ketiga Mujahid Bali tersebut, keterangan dari lapangan makin memperkuat bukti bahwa ketiga pelaku aksi jihad tersebut adalah para Mujahidin, mereka telah memiliki niat yang tulus dan menemui kematian sebagai seorang syuhada. Berikut adalah bukti dan persaksian dari lapangan.

  1. Salah satu pelayat yang kebetulan ikut hadir di kediaman Hj. Tariyem adalah Ust. Abdul Rachim Ba'asyir. Menyaksikan bahwa ketika keranda jenasah masuk dan kain penutup keranda dibuka, sontak tercium bau wangi yang menyebar ke seluruh ruangan. Kejadian ini sempat membuat keheranan para pelayat, karena didalam ruangan yang sempit tersebut udara sangat pengap dan pengunjung berjubel dalam satu ruangan. Bila merupakan wangi dari minyak wangi, tak akan mampu mengalahkan bau badan para pengunjung dan tidak akan dapat memberikan aroma dengan kadar wangi yang sama." Allahu Akbar. Itu bukan bau minyak wangi. Bukan. Tapi bau wangi dari asy syahid," kata beliau.
  2. Selain itu, masih menurut Ust, Abdul Rachim, ketika kain penutup wajah dari Ust. Mukhlas di buka, terlihat jelas bulir-bulir keringat menempel di bagian muka. Kondisi yang sama yang terjadi dengan mereka yang masih hidup dan dalam kondisi kegerahan. Seakan Ust. Mukhlas merasakan kegerahan yang sama yang dengan kegerahan yang dialami oleh para pelayat beliau.
  3. Sebagaimana dilansir oleh beberapa media nasional, seperti detik.com, nampak jelas terlihat fenomena datangnya tiga burung hitam di atas kediaman syuhada. Ketiga burung ini jelas bukan burung Gagak seperti yang banyak diberitakan di media, karena memiliki leher yang panjang. Mereka datang begitu saja berputar-putar selama kurang lebih tujuh menit, dan kemudian pergi berpencar. Dua burung hitam terbang ke arah Timur, mereka merepresentasikan diterimanya amalan jihad Ust Mukhlas dan Amrozi, dan satu burung hitam terbang ke Barat, sebagai pertanda syahid atas diri 'Mujahid Hacker' Imam Samudera. Fenomena datangnya burung hitam ini sempat membuat suasana haru dengan teriakan takbir para pelayat.
  4. Seperti penuturan adik kandung Imam Samudera, Lulu Jamaludin, kakaknya menampakkan keanehan ketika akan dimasukkan dalam liang lahat. Bau wangi juga tercium dari jenasah Imam. Selain itu luka bekas tembakan peluru tajam terus menerus mengalirkan darah segar. Aliran darah ini keluar seperti yang terjadi dengan seseorang yang masih hidup ketika terluka. Masih menurut Lulu juga, wajah kakaknya lebih bersih dan tampan dari biasanya.
  5. Kabar terakhir baru saja diterima oleh salah satu kru muslimdaily.net. Beberapa hari yang lalu, tepatnya tiga hari setelah pemakaman Amrozi dan Ust. Mukhlas, keluarga Hj. Tariyem meminta beberapa orang untuk menjaga makam. Hal ini dilakukan untuk menghindari dan menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Beberapa diantara mereka yang ikut jaga adalah Sumarno, Baror, Rosyidin, Mashudi dan beberapa santri pondok Al Islam Tenggulun Lamongan. Mereka mengatakan mencium bau wangi keluar dari dalam kubur (makam). Bau wangi yang sama saat mereka pertama kali membuka kain penutup jenasah syuhada. Namun, bau wangi ini bukan seperti bau dari minyak wangi yang biasa mereka pakai atau dipakai oleh orang kebanyakan.


Jelas sudah keterangan yang diberikan Allah s.w.t. lewat kebesaran-Nya. Meski banyak pihak yang membantah, memberikan suara sumbang, dan menggalang opini massa untuk memojokkan status para Mujahid Bali, serta membuat makar melalui kaki tangan aparat pemerintah, namun Allah berkehendak lain. Dan siapakah sebaik-baik pembuat makar ? (far/MD)



Sunday, November 16, 2008

Doa Murabbi Untuk Dakwah Islamiyah

Almahrum Ust Rahmat Abdullah

Ya ALLAH, berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan dia.

Engkaulah sebaik-baik yang, mensucikannya.

Engkau pencipta dan pelindungnya


Ya ALLAH, perbaiki hubungan antara kami

Rukunkan antara hati kami

Tunjuki kami jalan keselamatan

Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang

Jadikan kumpulan kami jama'ah orang muda yang menghormati orang tua

Dan jama'ah orang tua yang menyayangi orang muda

Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran

terhadap sesama hamba beriman

Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan

kedengkian


Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukar

Wahai yang menyambung segala yang patah

Wahai yang menemani semua yang tersendiri

Wahai pengaman segala yang takut

Wahai penguat segala yang lemah

Mudah bagimu memudahkan segala yang susah

Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran

Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak

Engkau Maha Tahu dan melihatnya


Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu

Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu

Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur

Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus

Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami

Jangan binasakan kami, kerana Engkaulah harapan kami

Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami

Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara

Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana kepada kami

"ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih"


Ya ALLAH, kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu

Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu

Berlaku pasti atas kami hukum-Mu

Adil pasti atas kami keputusan-Mu


Ya ALLAH, kami memohon kepada-Mu

Dengan semua nama yang jadi milik-Mu

Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu

Atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu

Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu

Atau Engkau simpan dalam rahasia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib

Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur'an yang agung

Sebagai musim bunga hati kami

Cahaya hati kami

Pelipur sedih dan duka kami

Pencerah mata kami


Ya ALLAH, yang menyelamatkan Nuh dari taufan yang

menenggelamkan dunia


Ya ALLAH, yang menyelamatkan Ibrahim dari api kobaran yang

marak menyala



Ya ALLAH, yang menyelamatkan Musa dari kejahatan Fir'aun dan

laut yang mengancam nyawa


Ya ALLAH, yang menyelamatkan Isa dari Salib dan pembunuhan

oleh kafir durjana


Ya ALLAH, yang menyelamatkan Muhammad alaihimusshalatu

wassalam dari kafir Quraisy durjana, Yahudi pendusta, munafik

khianat, pasukan sekutu Ahzab angkara murka


Ya ALLAH, yang menyelamatkan Yunus dari gelap lautan, malam,

dan perut ikan


Ya ALLAH, yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya

Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya

Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara

Ya ALLAH, begitu pekat gelap keangkuhan, kerakusan dan dosa

Begitu dahsyat badai kedzaliman dan kebencian menenggelamkan dunia

Pengap kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka yang membuat- Mu murka

Sementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya

Ya ALLAH, jangan kiranya Engkau cegahkan kami dari kebaikan

yang ada pada-Mu karena kejahatan pada diri kami

Ya ALLAH, ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami

Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal

usaha kami sendiri

Ya ALLAH, jadikan kami kebanggaan hamba dan nabi-Mu

Muhammad SAW di padang mahsyar nanti

Saat para rakyat kecewa dengan para pemimpin penipu yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsu

Saat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawab

Berikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi yang menangis dalam sujud malamnya tak henti menyebut kami, ummati ummati,ummatku ummatku

Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaan demi perjuangan

Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera

Yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan


Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu

Engkau kirimkan kepada kami

da'ie penyeru iman kepada nenek moyang kami penyembah berhala

Dari jauh mereka datang kerana cinta mereka kepada da'wah

Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran

Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini

Kepada generasi berikut kami

Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantaikesinambungan ini

Dengan sikap malas dan enggan berda'wah

Kerana takut rugi dunia dan dibenci bangsa

::Doa yang dilafazkan beliau di satu perhimpunan di Lapangan Masjid Agung Al-Azhar Jakarta,19 Ogos 1998 yang mana diiringi tangisan ribuan mereka yang berkumpul::

Jersi Baru Pasukan Bola Sepak Malaysia?

Pemain Malaysia (Aidil Zafuan) menggayakan jersi baru Malaysia?
Cuba lihat hadapan jersi Malaysia
Jersi Inter Milan, Kelab Serie A Itali

Inikah jersi baru pasukan bola sepak Malaysia? lihat hadapan jersi terpampang lambang apa? Kemaraan Pasukan bola sepak Malaysia sejak akhir-akhir ini agak membanggakan. Ranking FIFA telah meningkat daripada tangga 162 kepada 151 dan aksi pada Pesta Bola merdeka juga turut menaikkan lagi nama Pasukan bola sepak Malaysia apabila menjadi Naib Juara. Tetapi setelah kemenangan demi kemenangan dikecapi, Pasukan Malaysia berhasrat untuk menukar penampilan di atas padang dengan menggunakan Jersi yang amat Kontroversi.

Jersi yang ditaja oleh Nike seumpama ini memang sudah dipakai oleh pasukan kelab Serie A Itali, Inter Milan. Saya tidak pernah terbayang pasukan Malaysia yang terkenal dengan jersi kuning hitam juga akan memakainya. Apapun jersi ini tidak dipakai lagi oleh pasukan Malaysia dalam mana-mana perlawanan. Sekiranya benar Persatuan Bola Sepak Malaysia (FAM) menggunakan jersi ini, ianya akan mengundang kemarahan penonton nanti terutama umat Islam.

#post dr sahabat ana ismail

Saturday, November 15, 2008

Blog ini bukan pintu tandas...

Pertamanya, ana nak mengucapkan terima kasih kepada semua penghujung setia dan berkala Kembara Muslim. Tanpa antum sapa laa ana.

Keduanya, ana nak berkongsi kepada sahabat sekalian, blog ini bukannya tandas untuk diperlakukan sesuka hati samada dalam shout box atau komen di dalam artikel. ana suka untuk sahabat-sahabt menghayati apa yang telah ust Hazrizal tulis dalam blog tentang hal ini.

Ramai sahabat terkejut dengan beberapa post dalam shout box. seorang yang mengatakan dirinya sebagai Humaira. Ana tiada kuasa untuk mengetahuinya. Ana serahkan pada Allah swt untuk memberitahunya di mahkamah akhirat kelak. Tak perlu ana membahaskan hal ini dengan lebih panjang kerana ianya hanya provokasi daripada orang yang tidak bertanggungjawab. Apapun terima kasih pada sahabat atas teguran itu.

" wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka. sesungguhnya sebahagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebahagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang"

Al Hujurat:12

Rapuh....

Meskipun rapuh dalam langkah kadang tak setia kpdMU namun cinta dlm jiwa hanaylah padaMU,maafkanlah bila hati tak sempurna mencintaiMu dalam dada ku harap hanya diriMU yg brtakhta



Daie... Jaga teman rapatmu...

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang berakal. Dikurniakan deria yang lengkap dan sempurna, mempunyai pelbagai kelebihan dan kekuatan. Akal yang dikurniakan mengangkat darjat manusia melebihi makhluk yang lainnya. Namun, tidak dinafikan ada manusia yang Allah kategorikan lebih hina dari haiwan ternakan. Moga Allah menjauhkan kita dari golongan manusia yang diazab kelak.

Diciptakan pula manusia berbeza-beza, dari warna kulit yang pelbagai kepada sikap yang beraneka ragam. Semuanya untuk manusia mencari kelebihan dan kekurangan serta mengenali dan memahami segenap sifat dan sikap yang ada. Atas perbezaan yang wujud ini, pastinya ada yang lebih dari yang lain dan ada juga yang kurang berupaya dari yang lain. Di sinilah timbulnya optimalisasi sumber manusia dalam menjadikan kehidupan lebih baik dan sempurna.

Di dalam sesebuah organisasi yang mempunyai tenaga kerja yang banyak dan pelbagai, optimalisasi sumber manusia merupakan satu aspek yang amat penting agar tidak berlaku ‘pembaziran’ tenaga dan kemahiran. Seperti itu jugalah di dalam medan da’wah, tidak relevan jika manusia dikumpulkan di bawah satu panji yang sama namun tidak tersusun dan tidak dimanfaatkan segenap tenaga dan kemahiran yang ada untuk memantapkan lagi pergerakan da’wahnya.

Amal jama’i yang dituntut di medan da’wah seharusnya mempunyai penerapan yang langsung dalam jiwa setiap aktivis da’wah untuk ke hadapan memanfaatkan tenaga dan kemahiran yang ada padanya untuk mencapai matlamat da’wah islam, melalui sistem yang digariskan jemaah. Jauh dari keinginan untuk sebuah organisasi memiliki ahli atau individu yang berkebolehan tetapi bertindak melulu tanpa memikirkan matlamat organisasinya secara menyeluruh.

Di sinilah timbulnya kepentingan untuk kita mengintrospeksi diri masing-masing untuk mengenal kelemahan dan kelebihan yang ada agar dapat disalurkan dengan betul di dalam usaha da’wah kita. Mengenali diri sendiri sememangnya dapat membuatkan kita memperbaiki kelemahan yang ada, baik atas usaha sendiri, mahupun dengan bantuan sahabat lain. Kelemahan yang dikenalpasti dapat memperlahankan perjalanan da’wah jemaah secara menyeluruh seharusnya diberi perhatian yang khusus oleh individu itu sendiri apatah lagi oleh pembimbingnya. Di sini pentingnya sikap ikhlas dan berlapang dada dalam menerima kekurangan diri dan untuk menerima teguran yang kelak akan membantu kita memperbaiki diri, sekaligus jemaah.

Namun fokus artikel ini adalah untuk kita menjadi lebih sensitif dengan persekitaran terutamanya dengan sahabat lain yang turut sama dalam usaha da’wah islam ini. Seolah-olah menjadi tabii aktivis mempunyai rasa segan dan takut untuk menegur sahabat sendiri yang melakukan kesilapan ataupun mempunyai kekurangan diri yang boleh jadi berpotensi dalam menggugat usaha da’wah kita.

Segan dan takut di situasi ini merupakan sesuatu yang tidak relevan dan seharusnya jauh dari sanubari kita. Kepekaan kita terhadap masalah sahabat yang lain menjadi tanda pengukur ukhuwah kita. Sesungguhnya ukhuwah itu tidak diukur dengan relanya kita berlapar demi kesenangan sahabat atau keletihan kita demi keselesaan mereka atau seumpamanya tetapi lebih utama lagi, sejauh mana kita berusaha untuk membawanya kepada Allah s.w.t.

Sikap dan sifat yang seperti bercampur-baur dengan jahiliyyah seharusnya ditepis dari hinggap di kalangan aktivis islam sekalian. Lalu usaha untuk mengelakkannya memerlukan bantuan mata luar untuk memerhati dan mentafsir dengan jujur dan ikhlas. Di sinilah peranan sahabat menjadi amat signifikan, seperti pulau di tengah lautan memberi harapan kepada nelayan yang hilang arah.

Adapun usaha membantu memperbaiki diri orang lain memerlukan kita mengenali beberapa aspek penting agar tidak terlanjur menjadi batas pemula perpecahan. Tidak sekalipun ia dianggap menjadi objek perendahan, baik yang menegur mahupun yang ditegur. Atas niat ikhlas kerana Allah dan dengan kasih dan sayang, kita berusaha memberi dan menerima teguran. Kasih dan sayang…sesuatu yang subjektif untuk diterangkan tetapi dapat dirasai, bukan? Jadi soal kembali diri kita, sejauh mana persahabatan yang terjalin itu kerana Allah s.w.t.? Atau hanya kerana bersama di jalan da’wah? “Da’wah”? Pentingnya untuk kita menetapkan niat dan perasaan bersahabat itu hanya kerana Allah adalah supaya kita mampu menilai dan bertolak ansur dengan sikap dan sifat yang ada pada seseorang tanpa rasa benci yang disuap syaitan.

Perlu jelas bahawa yang dibenci adalah sikap, bukan individu. Jadi dengan kasih dan sayang kita terhadap sahabat itu, jauh sekali dari wajar untuk kita menjauhkan diri darinya, bahkan dihampiri dan diperbaiki akhlaknya agar tiada yang kita benci padanya sepertimana tiada yang kita benci pada diri kita sendiri. Alternatif yang wujud dalam proses memperbaiki seorang sahabat punya tiga, sepertimana yang digariskan Eko Novianto dalam bukunya “Sudahkah Kita Tarbiyyah? : Refleksi seorang Mutarrabi”. Pertama melalui persahabatan yang telah terjalin. Kedua melalui orang-orang yang diketahui bertanggungjawab terhadap seseorang individu itu dan ketiganya melalui struktur organisasi yang terlibat. Fokus di sini adalah berkenaan peranan kita di kalangan dai’e sebagai seorang sahabat.

Jadi bagaimana kita berusaha membantu sahabat kita? Langkah bagaimana harus diambil agar usaha mendatangkan hasil dan hasil melalui kaedah yang efektif? Sekali lagi kita membincangkan sesuatu yang subjektif, tetapi masih relevan untuk diusulkan cadangan. Memang menjadi amalan yang amat sukar untuk menegur rakan sebaya. Alasan paling popular; “Takut kecil hati nanti”. Habis bagaimana pula kecil peluang untuk ke syurga dan untuk memantapkan da’wah? Yang penting cara approach berhikmah dan tidak semberono. Da’wah dengan memudahkan, bukan menyusahkan. Ada pula yang merasakan ia bukan satu amal da’wah yang besar walhal yang menganjurkan kepada yang baik itu adalah amal da’wah juga. Bukan hanya kepada yang tidak punya fikrah dan tidak kenal islam, tetapi juga di kalangan sahabat handai yang berjuang di jalan Allah. Mana mungkin kita mampu redha dan berlapang dada saat melihat gagasan da’wah ini dititipi dengan jaihliyah dan kerosakan yang dikendong oleh kafilahnya sendiri? Ataukah kita tersilap tatkala melabel diri kita aktivis islam?

Sebenarnya disinilah merupakan satu anjakan paradigma untuk aktivis muda, terutamanya di kampus, mula berfikir lebih luas dan lebih kreatif. Penyelesaian masalah yang pelbagai memerlukan kaedah berfikir yang lebih luas tetapi masih di dalam kotak syari’e yang ditetapkan, tanpa kompromi. Dari metode da’wah dengan masyarakat kampus yang tipikal kepada metode da’wah umum yang kebiasaannya melibatkan pelbagai lapisan pemikiran dan ragam pendapat. Dari yang selemah-lemah iman kepada yang berkobar semangat tak tentu arah, semuanya memerlukan kita berfikir dan melaksanakan.

Jangan hanya berfikir, nanti otak menjadi banjir dengan idea hingga tidak ada ruang untuk keinginan melaksanakannya. Posisi kita sebagai sahabat yang sedia ada seharusnya digunakan sebaiknya untuk menegur dan membantu membaiki kelemahan yang ada pada individu ber”masalah”. Kelebihan pada ta’aruf yang berjalan sepanjang persahabatan(betul berlaku ta’aruf??) digunakan sebaiknya. Titik kegembiraan dan kemarahan yang telah kita kenali haruslah dimanfaatkan agar jauh dari konflik. Nyatakanlah dengan jujur dan ikhlas akan niat kita untuk membantunya dan memantapkan da’wah islam ini. Di sini memerlukan interaksi yang personal dan menjaga agar persoalan tidak tersebar kepada yang tidak berkepentingan1. Motivasikan dirinya dengan akibat dan natijah yang mungkin terhasil atas perubahan yang akan dihadapinya. Moga-moga Allah melembutkan hatinya untuk berubah dan menerima nasihat serta dieratkan lagi hubungan dia dan kita.

Namun jika isu sikap tersebut masih tidak dapat diselesaikan melalui approach persahabatan yang mengambil tindakan ono on one, wajarlah disepakati dengan beberapa sahabat lain yang mengambil berat akan masalahnya juga. Jika perlu, rencanakan aktiviti kebersamaan yang mampu untuk menyentuhnya, bukan dengan sesuatu yang terlalu obvious menumpu kepadanya agar tidak timbul inferiority padanya.

Adapun isu yang dibentangkan di atas hanya berkenaan permasalahan sikap individu, bukan dari aspek yang melibatkan teknikal dan sistem. Jika ini berlaku, adalah lebih baik permasalahan tersebut diusulkan kepada pembimbing tanpa diberitahu kepada sesiapa yang tidak sepatutnya agar tindakan yang responsif dapat diambil dengan segera supaya tidak memburukkan keadaan.

Moga dengan sedikit perkongsian ini mampu untuk kita pertingkatkan kefahaman kita akan erti persahabatan dan erti kasih kerana Allah. Di sinilah kita tegur-menegur kerana akhirat berlaku sepertimana para sahabat Rasulullah s.a.w. di kalangan mereka sendiri. Malahan ia juga mendidik kita untuk menjauhkan dari sifat ego dan malu berlebihan dalam menghadapi masalah sikap. Kian lama ia dibiarkan, kian meruncing masalah dan bertambah pula bebanan da’wah kita. Langkah pertama yang dapat diambil adalah untuk bermula dengan introspeksi diri sendiri yang berlanjutan dengan pembinaan sensitiviti terhadap masalah sesama sahabat.

Wallahualam.