Tuesday, February 24, 2009

Dakwah Tidak Dipikul oleh orang yang MANJA

Perjalanan dakwah yang kita lalui ini bukanlah perjalanan yang banyak ditaburi kegemerlapan dan kesenangan. Ia merupakan perjalanan panjang yang penuh tantangan dan rintangan berat.

Telah banyak sejarah orang-orang terdahulu sebelum kita yang merasakan manis getirnya perjalanan dakwah ini. Ada yang disiksa, ada pula yang harus berpisah kaum kerabatnya. Ada pula yang diusir dari kampung halamannya. Dan sederetan kisah perjuangan lainnya yang telah mengukir bukti dari pengorbanannya dalam jalan dakwah ini. Mereka telah merasakan dan sekaligus membuktikan cinta dan kesetiaan terhadap dakwah.

Cubalah kita tengok kisah Dzatur Riqa’ yang dialami sahabat Abu Musa Al Asy’ari dan para sahabat lainnya –semoga Allah swt. meredhai mereka. Mereka telah merasakannya hingga kaki-kaki mereka robek dan kuku tercabut. Namun mereka tetap mengarungi perjalanan itu tanpa mengeluh sedikitpun. Bahkan, mereka malu untuk menceritakannya karena keikhlasan dalam perjuangan ini. Keikhlasan membuat mereka gigih dalam pengorbanan dan menjadi tinta emas sejarah umat dakwah ini. Buat selamanya.

Pengorbanan yang telah mereka berikan dalam perjalanan dakwah ini menjadi suri teladan bagi kita sekalian. Karena pengorbanan yang telah mereka sumbangkan untuk dakwah ini tumbuh bersemi. Dan, kita pun dapat menikmati hasilnya dengan gemilang. Kawasan Islam telah tersebar ke seluruh pelosok dunia. Umat Islam telah mengalami populasi dalam jumlah besar. Semua itu karunia yang Allah swt. berikan melalui kesungguhan dan kesetiaan para pendahulu dakwah ini. Semoga Allah meredhai mereka.

Duhai saudaraku yang dirahmati Allah swt.

Renungkanlah pengalaman mereka sebagaimana yang difirmankan Allah swt. dalam surat At-Taubah: 42.

Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu. Tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka, mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah, “Jika kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu.” Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.

Mereka juga telah melihat insan-insan yang dapat bertahan dalam mengharungi perjalanan yang berat itu. Hanya kesetiaanlah yang dapat mengukuhkan perjalanan dakwah ini. Kesetiaan yang menjadikan pemiliknya sabar dalam menghadapi cubaan dan ujian. Menjadikan mereka optimis menghadapi kesulitan dan siap berkorban untuk meraih kejayaan.

Kesetiaan yang menghantarkan jiwa-jiwa patriotik untuk berada pada barisan hadapan dalam perjuangan ini. Kesetiaan yang membuat pelakunya berbahagia dan sangat menikmati beban hidupnya. Setia dalam kesempitan dan kesukaran. Demikian pula setia dalam kelapangan dan kemudahan.

Saudaraku seperjuangan yang dikasihi Allah swt.

Sebaliknya orang-orang yang lemah jiwanya dalam perjuangan ini tidak akan dapat bertahan lama. Mereka mengeluh atas beratnya perjalanan yang mereka tempuh. Mereka pun menolak untuk menunaikannya dengan berbagai macam alasan agar mereka diizinkan untuk tidak ikut. Mereka pun berat hati berada dalam perjuangan ini dan akhirnya berguguran satu per satu sebelum mereka sampai pada tujuan perjuangan.

Penyakit wahan telah menyerang mental mereka yang rapuh sehingga mereka tidak dapat menerima kenyataan pahit sebagai risiko dan sunnah dakwah ini. Malah mereka menggugatnya lantaran anggapan mereka bahwa perjuangan dakwah tidaklah harus mengalami kesulitan.

Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya.

Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka:

"Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (At-Taubah: 45-46)

Kesetiaan yang ada pada mereka merupakan senjata yang ampuh dalam dakwah ini. Sikap ini membuatkan mereka stand by dalam menjalankan tugas yang terpikul di pundaknya. Mereka pun dapat menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

Apabila ditugaskan sebagai prajurit dibarisan hadapan dengan segala akibat yang akan dihadapinya, ia senantiasa berada pada posnya tanpa ingin meninggalkannya sekejap pun. Atau bila ditempatkan pada bahagian belakang, ia akan berada pada tempatnya tanpa berpindah-pindah. Sebagaimana yang disebutkan Rasulullah saw. dalam beberapa riwayat tentang prajurit yang baik.

Wahai Saudaraku yang dirahmati Allah.

Marilah kita telusuri perjalanan dakwah Abdul Fattah Abu Ismail, salah seorang murid Imam Hasan Al Banna yang selalu menjalankan tugas dakwahnya tanpa keluhan sedikitpun. Dialah yang disebutkan Hasan Al Banna orang yang pulang dari tempatnya bekerja tetapi sudah berada di kota lain untuk memberikan ceramah kemudian berpindah tempat lagi untuk mengisi pengajian dari waktu ke waktu secara maraton.

Ia selalu berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain untuk menunaikan amanah dakwah. Sesudah menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya, dia merupakan orang yang pertama kali datang ke tempatnya bekerja. Malah, ia yang membukakan pintu gerbangnya.

Pernah dia mengalami keletihan hingga tertidur di sofa rumah Zainab Al-Ghazali. Melihat kondisi tubuhnya yang lelah dan penat itu, tuan rumah membiarkan tamunya tertidur sampai bangun. Setelah menyampaikan amanah untuk Zainab Al Ghazali, Abdul Fattah Abu Ismail pergi untuk ke kota lainnya. Karena keletihan yang dialaminya, Zainab Al Ghazali memberikan wang untuk menaiki teksi.

'Abdul Fattah Abu Ismail mengembalikannya sambil mengatakan, “Dakwah ini tidak akan dapat dipikul oleh orang-orang yang manja.” Zainab pun menjawab, “Saya sering ke mana-mana dengan teksi dan kereta mewah, tapi saya tetap dapat memikul dakwah ini dan saya pun tidak menjadi orang yang manja terhadap dakwah. Kerana itu,ambillah wang ini, tubuhmu letih dan engkau memerlukan istirahat sekejap.” Ia pun menjawab, “Berbahagialah ibu. Ibu telah berhasil menghadapi ujian Allah swt. berupa kenikmatan-kenikmatan itu. Namun, saya khuwatir saya tidak dapat menghadapinya sebagaimana sikap ibu. Terima kasih atas kebaikan ibu. Biarlah saya naik kendaraan umum saja.”

Duhai saudaraku yang dimuliakan Allah swt.

Itulah contoh orang yang telah membuktikan kesetiaannya pada dakwah lantaran keyakinannya terhadap janji-janji Allah swt. Janji yang tidak akan pernah dimungkiri sedikit pun. Allah swt. telah banyak memberikan janji-Nya pada orang-orang beriman yang setia pada jalan dakwah berupa berbagai anugerah-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an.

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)- mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-Anfal: 29)

Dengan janji Allah swt. tersebut, orang-orang beriman tetap bertahan mengarungi jalan dakwah ini. Dan mereka pun tahu bahwa perjuangan yang berat itu sebagai kunci untuk mendapatkannya. Semakin berat perjuangan ini semakin besar janji yang diberikan Allah swt. kepadanya. Kesetiaan yang bersemayam dalam diri mereka itulah yang membuat mereka tidak akan pernah menyalahi janji-Nya. Dan, mereka pun tidak akan pernah mau merubah janji kepada-Nya.

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya). (Al Ahzab: 23)

Wahai ikhwah kekasih Allah swt.

Pernah seorang pejuang Palestina yang telah berlama-lama meninggalkan kampung halaman dan keluarganya untuk membuat mencari dukungan dunia dan dana diwawancarai. “Apa yang membuat Anda dapat berlama-lama meninggalkan keluarga dan kampung halaman?” Jawabnya, karena perjuangan. Dan, dengan perjuangan itu kemuliaan hidup mereka lebih berarti untuk masa depan bangsa dan tanah airnya. “Kalau bukan karena dakwah dan perjuangan, kami pun mungkin tidak akan dapat bertahan,” ungkapnya lirih.

Wahai saudaraku seiman dan seperjuangan

Aktivis dakwah sangat menyakini bahwa kesabaran yang ada pada dirinyalah yang membuat mereka kuat menghadapi berbagai rintangan dakwah. Bila dibandingkan apa yang kita lakukan serta yang kita dapatkan sebagai risiko perjuangan di hari ini dengan keadaan orang-orang terdahulu dalam perjalanan dakwah ini, belumlah seberapa. Pengorbanan kita di hari ini masih sebatas pengorbanan waktu untuk dakwah. Pengorbanan tenaga dalam amal khairiyah untuk kepentingan dakwah. Pengorbanan sebagian kecil dari harta kita yang banyak. Dan bentuk pengorbanan ecek-ecek lainnya yang telah kita lakukan. Coba lihatlah pengorbanan orang-orang terdahulu, ada yang disisir dengan sisir besi, ada yang digergaji, ada yang diikat dengan empat ekor kuda yang berlawanan arah, lalu kuda itu dipukul untuk lari sekencang-kencangnya hingga robeklah orang itu. Ada pula yang dibakar dengan tungku yang berisi minyak panas. Mereka dapat menerima resiko karena kesabaran yang ada pada dirinya.

Kesabaran adalah kuda-kuda pertahanan orang-orang beriman dalam meniti perjalanan ini. Bekal kesabaran mereka tidak pernah berkurang sedikit pun karena keikhlasan dan kesetiaan mereka pada Allah swt.

Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 146)

Bila kita memandang kehidupan generasi pilihan, kita akan temukan kisah-kisah brilian yang telah menyuburkan dakwah ini. Muncullah pertanyaan besar yang harus kita tujukan pada diri kita saat ini. Apakah kita dapat menyemai dakwah ini menjadi subur dengan perjuangan yang kita lakukan sekarang ini ataukah kita akan menjadi generasi yang hilang dalam sejarah dakwah ini.

Ingat, dakwah ini tidak akan pernah dapat dipikul oleh orang-orang yang manja. Militansi aktivis dakah merupakan kendaraan yang akan menghantarkan kepada kesuksesan. Semoga Allah menghimpun kita dalam kebaikan.

Wallahu’alam.

Monday, February 23, 2009

3T (Taubat,Tasbih,Tahajud) - Diskusi Buku 1


" Wafi, macam menarik je buku ini. "

" Buku adik Faliq tue. Memang bagus pun. " Wafi membalas ringkas

" Leh ana pinjam? " pinta ku kepada Wafi.

" Boleh.. no hal " Wafi membenarkan.


' Jalan pintas bagi mendekatkan diri dengan Allah

Jalan pintas bagi menempah tiket ke syurga '

Menarik dan mengujakan untuk membacanya. Terlintas dalam fikiran. Adakah ke jalan pintas ke syurga? Bukahkah jalan ke syurga itu penuh dengan duri dan ujian. Bukankah ramai tersesat hari ini kerana mencari jalan pintas untuk ke syurga?!
Ahh... Ketepikan perasaan ini dahulu. Aku mesti meneroka buku ini. Mungkin buku ini ada rasional yang tersendiri.
Ternyata aku terpegun apa yang disampaikan oleh penulis buku ini. (Zaini Ali Akbar) .
Rupanya jalan pintas ke syurga ini memerlukan tiket yang istimewa. Apa tiket istimewa itu adalah Taubat, Tasbih, Tahajud.
3T inilah tiket istimewanya. Sebelum memanjang kalam ini izinkan untuk ana memperkenalkan penulis buku ini. Saudara Zaini Ali Akbar adalah seorang pemimpin Majlis Pengasuh Hati. Berasal dari negara jiran Indonesia. Beliau telah menghasilkan tujuh buah buku dan buku 3T adalah salah satu daripadanya.

Buku 3T ini telah mendapat tempat di hati warga Indonesia khususnya dikalangan pemuda. Terima kasih kepada penerbit buku PTS kerana berjaya membawanya ke bumi Malaysia. Moga Allah sahaja yang mampu membalasnya.

Buku ini mempunyai lima bab dan setebal hampir 340 muka surat.

Alhamdulillah, akhirnya aku dapat mengkhatamkan dalam masa seminggu setelah meminjamnya. Sangat mengujakan sehingga tak sanggup untuk ana tinggalkan.

Sekadar perkongsian ringkas kepada sahabat sekalian...

Penulis memulakan bicaranya dengan memberikan tanda-tanda orang yang berjaya melawan syaitan. Kesempatan ini bisa kita menilai diri kita samada kita termasuk atau tidak:
  1. Jatuh cinta pada solat. Berasa senang dalam melaksanakan solat fardu dan sunat. solat tidak lagi menjadi kewajipan baginya tapi suatu keperluan hidup yang utama. Tujuh pancaindera dikawalnya dengan baik agar tidak mengotorkan hatinya. Hatinya berhibur dengan al-Quran dan zikir kepada Allah swt bukannya lagu-lagu yang melalaikan.

  2. Melaksanakan solat berjemaah di masjid/surau tetapi hatinya sayu mengenangkan ramainya saudara seaqidahnya masih tidak mampu pergi ke masjid/surau. Perkara ini tidak dapat menahan hatinya lantas mengalirlah air mata di pipinya kerana kasihan melihat saudaranya yang terjerat dalam tipu daya syaitan. Lantas lahir rasa untuk mengajak mereka walaupun tidak semua yang mengikutinya. Namun ada juga yang tidak dikenalinya mula merapatkan diri kepadanya. Lalu dia pun menghulurkan tangan membimbingnya.

  3. Tidak kagum melihat harta dan pangkat yang dimiliki oleh rakan-rakan disekililingnya kerana hatinya tenang dengan hidupnya yang sederhana itu. Bahkan lahir dalam hatinya rasa untuk menghindarkan diri daripada berkawan dengan mereka kerana takutkan fitnah harta dan pangkat.

  4. Apabila melihat insan yang kekurangan anggota tubuh badan maka hatinya mula sebak dan tanpa disedarinya air matanya keluar membasihi pipinya. Dia dapat merasakan penderitaan yang dilalui oleh insan itu. Hatinya terus mendoakan kesejahteraan kepada insan tersebut. ' Ya Allah, dia adalah makhluk ciptaanMu jugak. Limpahkanlah rahmat dan kasih sayangMu kepadanya. Berikan kemudahan kepadanya. Aku tidak mampu melihat penderitaannya.'

  5. Sentiasa bersyukur atas apa yang dianugerahkan kepadanya. Tidak kira apa yang diberikan kepadanya samada sedikit atau banyak semuanya dipanjatkan rasa syukur kepada Allah swt.
Itu baru secebis permulaan daripada buku ini. Ada banyak lagi yang tak mampu ana ingat.

Seterusnya, penulis telah membawa satu kisah menarik iaitu ketika mana turun ayat dari surah Hajj ayat 1-2.
" Hai manusia! Bertaqwalah kepada Tuhanmu; sungguh goncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar.


Ingatlah pada hari ketika kamu melihat goncangan itu, semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu akan melihat manusia dalam keadaan mabuk, tetapi sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras "


Ketika ayat ini turun rasulullah saw sedang dalam perjalanan. Kemudian rasulullah memanggil para sahabatmenjelaskan wahyu yang baru diterimanya ini.
Baginda berkata, "Tahukah kamu hari apakah itu? Para sahabat serentak menjawab, " Allah dan rasulnya lebih mengetahui".
Kemudian nabi saw menjelaskan, " pada hari itu, Allah swt berkata kepada nabi Adam as perintahkan sekumpulan manusia masuk ke neraka!. Kemudian nabi Adam as bertanya berapa ramaikah mereka yang masuk ke neraka itu ya Allah? Allah menjawab daripada 1000 orang yang pergi 999 orang yang akan masuk neraka dan seorang sahaja yang masuk syurga."
Apabila mendengar penjelasan nabi saw itu semua para sahabat menangis mengenang nasib mereka di akhirat nanti.
Kemudian, nabi saw berkata lagi, " hendaklah kamu mendekatkan diri kepada Allah dengan bersungguh-sungguh. Aku berharap kamu menjadi satu pertiga daripada ahli syurga."
Allah... Allah.... Macam manakah nasibku nanti.... Aku termenung jauh...
Di sini ana senaraikan isi kandungan buku ini.
Bab 1: Keperluan Mendekatkan Diri kepada Allah Jalan Cepat Mendekatkan Diri kepada Allah
Asas Amal adalah Tauhid dan Ikhlas
Hijab HatiBerhati-hati dalam Kehidupan di Dunia
Tanda-tanda Hati yang Mencintai Dunia
Kehidupan Dunia Menurut Quran dan Hadis
Mengendalikan Nafsu
Berhati-hati dengan Perilaku Iblis dan Syaitan
Dialog Iblis dengan Para Nabi dan Rasul
Syaitan Menemui Para Sahabat dan Orang Soleh
Setiap Manusia ada Syaitannya
Senjata yang Melumpuhkan Iblis dan Syaitan
Perilaku Manusia yang Menutup Hati
Pembedahan DadaVisi dan Misi Manusia
Bab 2 Bertaubat kepada Allah: T ke-1
Pengertian Taubat
Bertaubat dan Membedah Dada
Batasan Taubat ManusiaMendirikan Solat Taubat
Pentingnya BertaubatTaubat Para Malaikat
Taubat Nabi Adam
Taubat Nabi Noh
Taubat Nabi Musa
Taubat Nabi Daud
Taubat Nabi Sulaiman
Taubat Nabi Yunus
Taubat Nabi Muhammad dan Umatnya
Antivirus Hati
Jalan Menuju Batin yang Kondusif dalam Solat
Memahami Perjalanan Israk dan Mikraj Nabi Muhammad
Mendirikan Solat dengan Khusyuk
Bersuci Sebelum Solat
Tatacara Mendirikan Solat Taubat
Etika BerdoaLarangan Sewaktu Berdoa
Bertaubat dengan Beristighfar dan Berdoa
Bertaubat dengan Berzikir
Hikmah Bertaubat
Hikmah Bertaubat kepada Allah
Menyucikan Hati yang Berkarat
Bab 3 Bertasbih kepada Allah: T ke-2
Asas Perintah Bertasbih
Hikmah Solat Tasbih
Landasan Solat TasbihTatacara Solat Tasbih
Zikir Sesudah Solat Tasbih dan Asas Amalannya
Hikmah Bertasbih dan Solat Tasbih
Asas Perintah Solat Tahajud
Bab 4 Mendirikan Solat Tahajud: T ke-3
Hadis yang Memerintahkan Solat Tahajud
Waktu Melaksanakan Solat Tahajud
Keutamaan Sepertiga Akhir Malam
Tatacara Solat Tahajud
Jumlah Rakaat Solat Tahajud
Hikmah Solat Tahajud
Bab 5 Zikrullah Perintah Berzikir dalam Quran
Hikmah Zikrullah
Keutamaan Majlis Zikir
Kedudukan Orang yang Duduk dalam Suatu Majlis Zikir tetapi Tidak Berzikir
TawadukMengamalkan 3T Secara Individu
Mengamalkan 3T dalam Majlis Zikir
Asas Melaksanakan 3T dalam Majlis Zikir
Hikmah Majlis Zikir
Hikmah Bertaubat dalam Majlis Zikir
Hikmah Solat Tasbih
Hikmah Solat Tahajud
Hikmah Berzikir
Hikmah Majlis Zikir 3T
Moga anda semua dapat membacanya...

Diskusi Iman 1430H

“ Salam… Syam ana nak menjemput enta untuk jadi moderator untuk diskusi iman hujung minggu ini. Leh x” sms dari Yusuf.

“ insya Allah” ana membalasnya dengan ringkas.

Tanpa berfikir panjang aku terus membalas sms Yusuf. Setelah sampai dibilik. Aku melihat kembali sent item dalam handset. Ya Allah biar betul apa yg aku balas ini. Mungkin disebabkan ada beberapa hal tadi menyebabkan aku terus membalasnya tanpa berfikir panjang lagi lebih-lebih membalas sms ketika menunggang motor.

Malamnya, Yusuf pun menelefon untuk mendapat kepastian. Akhirnya, aku terpaksa akur dengan keputusan yang telah aku buat petang tadi.

Program Diskusi Iman merupakan program tradisi bagi Jawatan Kuasa Saudara Kita (JKSK). JKSK merupakan sebuah platform dibawah MSI untuk menjaga kebajikan dan hal ehwal saudara seaqidah yang baru memeluk Islam. Peranannya tidak boleh dinafikan bahkan menjadi bahan yang sentiasa mencuri tumpuan apabila ada perbincangan dengan sahabat-sahabat dari IPTA lain.

Saban semester program Diskusi Iman akan dihidangkan kepada warga kampus dengan harapan diakhir program nanti warga kampus yang beragama Islam, lebih menghargai nikmat Islam dan iman yang dianugerahkan oleh Allah swt. Tanpa perlu bersusah-payah. Dua nikmat ini diperolehi menyebabkan ramai yang tidak menghargainya dan memperjuangkannya.

Dalam program ini saudara-saudara islam yang baru memeluk islam diberikan peluang untuk berkongsi kepada warga kampus detik-detik pengembaraan mereka mendapat hidayah Allah swt.

Diskusi Iman kali ini akan diforumkan oleh dua orang yang ana anggap bukan calang-calang orangnya. Ahli panel pertama adalah Saudara Dino bin Andigang @ Ahmad Khairul Ikhwan dan ahli panel kedua al-fad`hil Ust Ismail Mustari (Timbalan Pengarah Masjid Sultan Ismail) tetapi saat akhir digantikan oleh Ust Mahyudin Mad Sarip (Penasihat JKSK) merangkap Pegawai Agama Masjid Sultan Ismail.

Kesyukuran yang tidak terhingga kerana dapat berkenalan dengan Ust Ikhwan kerana rupanya insan yang bertubuh kecil ini mempunyai roh perjuangan yang cukup kenal. Bayangan roh para sahabat dalam mempertahankan aqidah sewaktu zaman awal islam. Walaupun tidak sampai satu jam berbual beliau telah begitu mesra dengn aku. Siap datang bilik dengan naik motor usang JAT lagi.

Ketika beliau menceritakan bagaimana penerimaan ahli keluarga apabila mendapat tahu Dino telah masuk islam. Aku terkaku. Dia telah dibuang keluarga!!! Tidur di tepi jalanan seminggu dan pelbagai lagi cabaran yang telah dia bayar untuk Allah dan rasulnya.

Teringat aku kisah para sahabat yang menerima nasib yang tidak kurang bezanya. Saad bin Waqqas, Musab bin Umair dan ramai lagi para sahabat yang telah mengorbankan keluarga mereka demi Allah dan rasulnya. Begitu tabah mereka menghadapi dugaan ini.

Sedikit biodata ust Ikhwan; berasal dari Sabah. (Senegeri dengan ana) .Seorang pelajar di Universiti Al-Azhar. Sekarang terpaksa mengambil cuti setahun kerana emaknya yang ditimpa strok seluruh badan.


Menerbitkan sebuah buku berjudul ‘Hijrah Trinity Kepada Tauhid’ dan sedang menyiapkan dua lagi buah buku antaranya ‘ Operasi Dakwah Penentu Kejayaan Islam di Sabah ’. sudah menislamkan seramai 16 orang walaupun beliau hanya menerima islam sebagai pegangan hidup pada tahun 2004.

Beberapa nasihat yang aku kutip daripada susuk ini ketika berbual-bual dengan beliau:

“Jadilah pendakwah yang bertanggungjawab. Jangan jadi pendakwah yang lepas tangan.”
“Selagi empat kerat ini mempunyai kudrat akan aku gunakan untuk menyebarkan islam.”
“Akhlak adalah senjata yang paling ampuh untuk menawan hati mad`u. Berakhlaklah dengan akhlak islamiah maka akan terpancar keindahan Islam”
“Ana terpaksa menjadi ‘anak derhaka’ demi mendapatkan cinta Allah dan rasulNya”
“Hiduplah seadanya sahaja didunia ini kerana ini bukan matlamat kita. Hanya tempat persinggahan sahaja.”

Disebalik susuk tubuh yang kecil ini rupanya menyimpan seribu keistimewaan yang hanya Allah mengetahui betapa tabah dan gigihnya insan ini.

Aku mengharapkan agar dapat lagi berjumpa susuk ini disuatu masa nanti insya Allah…

Akhirnya…..

Tepat pukul 11.30 malam ana mengakhiri kata-kata penutup selaku moderator.

Aku menutup program Diskusi Iman kali dengan memetik sepotong hadis nabi saw:

“ Islam itu Bermula dalam keadaan terasing. Ia akan kembali asing seperti mana permulaannya. Maka beruntunglah untuk orang yang terasing ”

23 Februari 2009..

Genaplah Umur Ku 23 Tahun....

Hari demi hari berlalu… Rupanya ana semakin dewasa. Tidak sedar hari ulang tahun baru-baru ini. Genaplah umur 23 tahun bagi ana pada tahun ini. Ya Allah, terasa diri ini terlalu banyak kekurangan.

Dalam melayari bahtera kehidupan sepanjang 23 tahun ini. Banyak kenangan manis dan pahit yang telah dilalui. Sedikit demi sedikit ana cuba ,mengenal erti kehidupan di alam fana ini. Ada kalanya ana tewas tersungkur di depan pintu dosa namun kucuba gagahkan diri berdiri ke kembali merapatkan saff untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Begitulah rupanya kehidupan ini.. pentas untuk menguji para hambaNya. Pentas untuk mengukir sejauh manakah dia teringat akan penciptanya. Pentas untuk melihat sejauhmanakah dia bersyukur atas nikmat yang diberikan kepadanya.

“ Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun. ” (al-Mulk;2)

Dalam melayari bahtera hidup yang semakin meningkat dewasa ini. Pelbagai persiapan yang perlu ana lakukan sebelum nyawa yang dipinjamkan ini di tarik balik oleh Allah swt. Perjalanan yang tidak berhujung itu memerlukan bekal yang bukan sedikit.

Teringat akan pesanan insan teragung nabi saw hidup di atas muka bumi ini adalah ibarat seorang musafir yang singgah sebentar dibawah sebatang pokok untuk berehat sebelum meneruskan perjalanan. Dalam berehat ini kadang-kadang terleka dek buah yang merimbun, mengkhayal kehidupan yang senang dan sebagainya sehingga dia terlupa akan destinasi yang bakal ditempuhinya selepas itu.

Begitulah juga dengan kehidupan atas muka bumi ini. Terlalu banyak perkara yang menyebabkan kita melupakan Allah swt. Hingga kadang-kadang tak sempat nak meluangkan masa untuk berzikir, membaca al-Quran hatta 10 ayat sehari. Ya Allah…

Dalam kerendahan diri dan tangan yang penuh dengan dosa ini ana menadah kedua belah tangan memanjatkan sesuatu.

“ Ya Allah kurangnya amal ibadahku, banyaknya dosaku dan terlalu banyak kesilapan yang aku lakukan. Bak pepasir di tepian pantai. Tiada yang lebih berharga dalam hidup ini ya Allah selain mendapat keampunan Mu dan keredhaanMu. Ya Allah, aku sedar aku telah banyak melakukan dosa samada yang dalam tersembunyi mahupun terbuka. Samada aku sedari atau tidak… Maafkan aku ya Allah..Ya Allah aku takut takutkan neraka mu.. Engkau gantikanlah sifat mazmumah dalam hati ku ini dengan sifat-sifat mahmudah ya Allah.”

Moga tahun 2009 lebih mendekatkan aku dengan Mu… Amin…

16 Februari 2009

Senyap Tak Semestinya Tidak Hilang...

Syam, lama tak update blog ” tegur seorang kawan sewaktu makan di arked Meranti.
Ana hanya mampu melemparkan senyuman tanpa sebrang respon. Komen-komen yang diberikan dalam shout box tidak kurang juga. Alhamdulillah, dari satu seginya rupanya ramai jugak peminat blog ana. Walaupun blog ini tidaklah seberapa tapi rupanya sudah mula bertapak dialam siber ini.

Suka untuk ana berkongsi kepada sahabar sekalian. Terlalu pengalaman yang ana telah lalui sepanjang semester ini sehingga ana tak mampu nak menulisnya. Ada yang manis dan tidak kurang juga yang pahit. Semuanya ini untuk mematangkan pemikiran ana sebagai seorang anak muda Islam.

Melihatkan politik tanah air yang tidak menentu menambahkan lagi kelemasan ana. Rampasan kuasa secara tidak bermoral oleh kerajaan BN menambah kebencian ana kepada parti itu. Gila kuasa, gila harta, gila pangkat dan segala jenis gila. Detik-detik rampasan kuasa itu ana ikuti teliti disamping hanya doa yang mampu ana utuskan untuk kekuatan pimpinan Pakatan Rakyat menyelesaikan kemelut itu.

Ketika mana isu itu belum reda, Allah yang Maha Adil telah menjemput hambaNya yang menjadi ahli Parlimen Bukit Gantang yang dalam parlimen ini terdapat ahli dun yang melompat parti. Tidak berhenti setakat itu, satu dun dinegeri Kedah yang juga Exco Kerajaan Negeri Kedah telah meletak jawatan kerana tidak tahan dengan tekanan oleh BN.

Seterusnya…. Kita menyaksikan terlalu banyak babak politi berlaku selepas itu. Ana rasa tidak perlu ana huraikan kerana kita leh membacanya dalam harakahdaily.net dan banyak lagi laman-laman web yang menyiarkan berita berkenaan.

Begitu asyik kita melihat politik tanah air sehingga hamper-hampir kita melupakan nasib saudara seaqidah kita diPalestin. Ya Allah hancur hati melihat kerakusan zionis Israel meratah nyawa umat Islam di bumi Palestin. Tidak kurang kempen kesedaran yang digerakkan oleh sahabat-sahabat kepada warga kampus. Hanya Allah yang mampu membalasnya jasa antum semua. Moga ianya akan menjadi saksi bahawa itulah tanda antum mengasihi saudara kita diPalestin insya Allah.

Akhirnya kepada pengunjung Kembara Muslim sekalian… Insya Allah beberapa artikel ana akan menyusul selepas ini tentang perjalanan hidup ana yang tidak seberapa ini. Moga ada kebaikan untuk dikongsi kepada sahabat sekalian…

Wassalam

6.56pm 22 feb 2009